Welcome To Salwa Aina Blogs

Selasa, 06 Agustus 2013

Lebaran

Bila kata merangkai dusta, bila langkah membekas lara, bila hati penuh prasangka, dan bila ada langkah yang menoreh luka, mohon bukakan pintu maaf. Selamat Idul Fitri 1434 H "Minal aidin wal fa idzin, mohon maaf lahir batin.”

Sabtu, 03 Agustus 2013

Panji Hitam Dari Timur Atau Dari Khurasan?

Satu lagi kontroversi yang muncul mengenai dari sebelah Timur manakah Fata At Tamimi itu muncul, maka di sini secara ringkas penjelasannya. Namun pada saya meyakini bahwa Timur yang dimaksudkan di dalam hadis adalah Timur jauh yang meliputi Nusantara (kepulauan Melayu). Untuk menelusuri dimanakah Timur yang dimaksudkan tersebut tersebut, mari kita teliti sekali lagi hadis-hadis yang menyebut tempat kezahiran dan berkuasanya Pemuda Bani Tamim. 1. Daripada Abdullah Ibn Mas’ud katanya: “Ketika kami berada di samping Rasulullah SAW tiba-tiba datang sekumpulan anak-anak muda dari kalangan Bani Hashim. Apabila terpandang akan mereka, maka kedua mata Rasulullah SAW berlinangan air mata dan wajah baginda berubah. Akupun bertanya: “Mengapa kami melihat pada wajahmu sesuatu yang tidak kami sukai?” Maka Rasulullah SAW menjawab, “Kami adalah ahli keluarga (ahlul bait) yang telah Allah SWT pilih untuk kami akhirat melebihi dunia. Kaum kerabatku nanti akan menerima bencana dan penyingkiran selepasku kelak sehinggalah datang satu kaum dari sebelah TIMUR dengan membawa bersama-sama mereka panji-panji berwarna hitam. Mereka meminta kebaikan tetapi tidak diberikan. Maka mereka berjuang dan beroleh kejayaan lalu diberikan kepada mereka apa yang dahulu mereka minta tetapi mereka tidak menerima sehinggalah mereka menyerahkannya kepada seorang lelaki dari kaum kerabatku yang memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana ia dipenuhi dengan kedurjanaan. Sesiapa di antara kamu yang sempat menemuinya, datangilah mereka, walaupun merangkak di atas salji. Sesungguhnya dia adalah AL MAHDI” (Sunan Ibn Majah) 2. Dari Tsauban r.a dia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, akan datang Panji-Panji Hitam (kekuasaan) dari sebelah TIMUR, seolah-olah hati mereka (pendukung-pendukung) umpama kepingan-kepingan besi (jiwa berani). Barangsiapa mendengar tentang mereka, hendaklah datang kepada mereka dan berbai’ahlah kepada mereka sekalipun merangkak di atas salji. (Dikeluarkan oleh Al Hafiz Abu Naim) 3. Daripada Ibnu Umar bahawa Rasulullah SAW sambil memegang tangan Saidina Ali; baginda berkata: “Akan keluar dari sulbi ini seorang pemuda yang memenuhi bumi ini dengan keadilan. Maka apabila kamu menyakini demikian itu hendaklah bersama Pemuda Bani Tamim itu. Sesungguhnya dia datang dari sebelah TIMUR dan dialah pemegang panji-panji Al Mahdi.” (Hadis riwayat At Tabrani) Ketiga-tiga hadis ini menyebut TIMUR secara umum. Ada yang sebahagian orang berpendapat TIMUR itu adalah Khurasan. TIMUR YANG DIMAKSUD BUKAN KHURASAN Terdapat hadis yang membezakan antara TIMUR tempat kezahiran Pemuda Bani Tamim dengan Khurasan (yang juga terletak di Timur ketika Rasulullah mengucapkan hadis tersebut di Makkah/Madinah-Timur Tengah). Hadis tersebut bermaksud: 1. Hadis yang dikeluarkan oleh Al Hafiz Abu Nuaim, dari Tsauban r.a, dia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Apabila kamu melihat panji-panji hitam telah diterima di wilayah Khurasan, maka datangilah dia sekalipun terpaksa merangkak di atas salji. Kerana sesungguhnya padanya ada khalifah Allah, iaitu Al Mahdi.” Ertinya bagi umat Islam, apabila telah mendapat tahu bahawa Pemuda Bani Tamim dan pasukannya telah diterima di Khurasan, hendaklah mencari dan mendatangi mereka,sekalipun dalam keadaaan yang amat payah seolah-olah merangkak di atas salji. 2. Di dalam riwayat yang lain yang tersebut di dalam kitab “As’afur Raghibin” bermaksud: “Sesungguhnya ketika zahir Al Mahdi, berserulah malaikat dari atas kepalanya, “Inilah Al Mahdi, khalifah Allah, maka kamu ikutilah dia.” Seluruh manusia tunduk dan patuh kepadanya dan merasakan kasih sayangnya. Sesungguhnya Al Mahdi itu menguasai Timur dan Barat. Dan adapun yang berbaiah kepadanya di antara Rukun dan Maqam, yang pertama sejumlah pasukan Badar (Pemuda Bani Tamim dan pasukannya), kemudian wali Abdal dari Syam mendatanginya (al Mahdi), dikuti oleh wali Nujabak dari Mesir dan golongan asoib dari Timur. Setelah itu Allah mengutus tentera dari Khurasan dengan panji-panji hitam kepadanya dan menuju ke Syam. Dan Allah mengirimkan kepadanya 3,000 malaikat dan Ashabul Kahfi adalah di antara pembantu-pembantunya.” Melalui isyarat dari hadis di atas, jelas bahawa Pemuda Bani Tamim itulah yang akan merintis jalan sebelum Al Mahdi zahir. Di antaranya membawa Islam dari TIMUR menuju Khurasan. Pemuda Bani Tamim jugalah yang membuka kembali Islam di Khurasan di akhir zaman ini. Dan mereka (Khurasan) menerima kepemimpinan Pemuda Bani Tamim. Walaupun Khurasan telah dihapuskan dari peta dunia, namun “jadual Allah” yang tertulis di luh mahfuz pasti tidak dapat dipadamkan. Allah pasti menepati janjinya bahawa di bumi Khurasan ini akan muncul Asoib, iaitu orang-orang soleh yang sangat menjunjung tinggi Sunnah Rasulullah SAW. Di sini juga akan muncul al Haris Harras, yang berbaiah kepada Al Mansur (pemuda Bani Tamim). Perkara ini dikuatkan lagi oleh sebuah hadis, tersebut di dalam kitab “Aqdud durar fi akhbaril muntazar”. Dari Ali r.a dia berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda: Akan keluar seorang lelaki dari negara belakang sungai (Maa waraa Un Nahar- Khurasan) yang dikenal dengan Al Haris Harras yang di hadapannya seorang lelaki yang bergelar Al Mansur (yang dibantu), dia yang memudahkan urusan atau membela keluarga Rasulullah SAW sebagaimana Quraisy yang telah membela Rasulullah SAW. Wajib setiap orang mukmin menolongnya, atau beliau bersabda: “Wajib orang mukmin menerimanya.”(Riwayat Imam Abu Daud, Al Hafiz Abu Abdul Rahman An Nasai, Al Hafiz Abu Bakar Al Baihaqi dan As syeikh Muhammad Al Hussein)
KEHANCURAN YAHUDI YANG TERAKHIR ?
Pengusiran dan kehancuran Yahudi yang pertama mengakibatkan tersebarnya koloni-koloni mereka ke seluruh penjuru (diaspora) di masa Rasulullah SAW beserta sahabatnya masih hidup. Inilah rahasia lafadz terakhir ayat tadi (Al Israa’ 5), yaitu wa kaana wa dan maf’uulaa yang berarti ‘dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana’. Ayat berikutnya menggambarkan babakan kedua dari kesombongan dan kepongahan mereka: Kemudian kami berikan giliran padamu untuk mengalahkan mereka kembali, dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (keturunan), dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar” (QS. Al Israa’ 6). Ayat ini mengisyaratkan bahwasanya Allah SWT akan memberikan giliran kepada bangsa Yahudi untuk mengalahkan “mereka”. “Mereka” pada ayat ini berhubungan erat dengan ayat sebelumnya, yaitu orang yang pernah mengusir dan mengejar Yahudi keluar masuk kampung di seluruh negeri. Ayat ini diawali dengan lafadz tsumma yang berfungsi sebagai kata penghubung, yang menghubungkan kejadian pertama dan kejadian kedua dengan memberikan jeda (waktu atau kurun) yang agak lama. Berbeda dengan lafadz fa. Mahabenar Allah SWT yang menunjukkan kepada kita saat ini Kebesaran dan KeagunganNya dengan mengukir kemenangan bangsa Yahudi atas kaum muslimin. Bangsa Yahudi berhasil membalas sakit hatinya dengan menduduki kembali negeri-negeri Syam dan Palestina, serta mengalahkan pengaruh kaum muslimin di wilayah itu. Pada ayat di atas tercantum lafadz ‘al karrata’, yang dapat diartikan pula dengan ‘kekuasaan’, disambung dengan ‘dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak (keturunan), dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar’. Kebenaran ayat ini juga tak perlu disangsikan lagi, dengan melimpahnya bantuan ekonomi maupun politik terhadap bangsa Yahudi Israel serta dengan mengalirderasnya arus imigran Yahudi dari segala penjuru dunia ke bumi Palestina, tanpa bisa dicegah lagi oleh kaum muslimin. Kekuatan ekonomi dan militer Barat hampir seluruhnya berdiri di belakang Yahudi, sebagai konsekuensi bagi mereka yang telah melahirkan negara Israel pada tahun 1948. Karenanya, kesombongan dan kepongahan mereka pun meningkat, sesuai dengan derajat kesombongan kedua yang dilukiskan dalam Al Qur’an. Sejarah modern pun mencatat lembaran hitam kaum muslimin akibat ulah bangsa Yahudi, sebagaimana dipaparkan di bawah. Tanpa mengindahkan kekhawatiran dunia, bangsa Yahudi melompati batas-batas wilayahnya, menduduki kawasan lain yang dapat memeliharanya dari bencana dan kemarahan orang-orang Arab (baca: kaum muslimin), melakukan teror dan pembunuhan, perburuan dan penyiksaan yang belum pernah ditemui dalam sejarah kekejian manusia. Berapa banyak anak-anak kaum muslimin menjadi yatim piatu, wanita yang menjadi janda, orang tua kehilangan anak-anaknya, wanita yang direnggut kehormatannya, rumah-rumah milik kaum muslimin yang dihancurkan, tanah penduduk yang dirampas, tanpa ada balas budi atas kebaikan kaum muslimin di masa lampau terhadap mereka (di masa Kekhilafahan Turki Utsmani bangsa Yahudi kebanyakan menjadi Ahludz Dzimmah*)). Malahan dengan biadab mereka merusak dan membakar Masjidil Aqsha (tahun 1969), merobek-robek Kitab Suci Al Qur’an, dan membunuh jama’ah yang sedang melakukan shalat. Kalaulah kita ingin mencatat kebiadaban mereka, maka akan masih banyak lagi daftar panjang kebiadaban bangsa Yahudi terhadap kaum muslimin. Benar, bahwasanya perbuatan biadab dan kekejian yang mereka lakukan, sesungguhnya hanyalah akan mempercepat datangnya siksaan dan hukuman Allah SWT sebagaimana yang telah dijanjikan dalam Al Qur’an: Dan apabila tiba saatnya hukuman bagi (kejahatan) yang kedua. (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-mukamu (Bani Israil), dan untuk memasuki masjid sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali yang pertama, dan untuk membinasakan habis-habisan apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al Israa’ 7). Dalam ayat ini Allah SWT telah memastikan akan lenyapnya bangsa Yahudi dari permukaan bumi ini. Seperti ayat ke-5, Al Qur’an kembali menggunakan lafadz ‘fa’ bukan ‘tsumma’. ‘Fa’ menunjukkan ‘athaf’ yang berarti segera akan terjadi (bersusulan) begitu keadaan sebelumnya telah terpenuhi (terjadi). Mahasuci Allah yang memberitahukan kepada kaum muslimin bahwasanya kita akan memasuki Masjidil Aqsha, sebagaimana dahulu (di masa pemerintahan Umar bin Khaththab RA yang menaklukan bumi Palestina). Lafadz ‘wa liyutabbiruu’ berarti kita (kaum muslimin) akan menghancurleburkan apa saja yang berembel-embelkan Yahudi. Dengan teramat indah, ayat tadi menjanjikan tentang kedua kejadian. Peristiwa pertama, telah dilakukan oleh pasukan kaum muslimin yang dipimpin Abu Ubaidah bin Jarrah RA. Sedangkan peristiwa kedua adalah penaklukan terakhir yang akan meluluhlantakkan bangsa Yahudi sampai kedasar-dasarnya tanpa sisa dengan kemenangan kaum muslimin yang gilang-gemilang. Pada saat kehancuran Yahudi pertama kali, kaum muslimin sedang berada dalam keadaan yang dilukiskan oleh Al Qur’an sebagai ‘hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan besar’. Dengan demikian, maka lafadz ‘sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali yang pertama’, memiliki relevansi (hubungan) yang amat kuat dengan keadaan yang pernah terjadi sebelumnya. Dengan kata lain, kaum muslimin baru akan menghancurkan Yahudi pada kali yang kedua setelah memiliki kekuatan, setidak-tidaknya menyamai kekuatan dan kekuasaan kaum muslimin di masa sahabat RA. Lalu, muncul dalam pikiran kita, apakah saat ini kaum muslimin mempunyai kekuatan? Kaum muslimin yang mana yang akan melakukannya? Apakah penguasa-penguasa kaum muslimin saat ini, yang menguasai negeri-negeri kaum muslimin, khususnya di kawasan Timur Tengah, yang akan menghancurkan kepongahan Yahudi? Jawabnya tentu saja tidak. Memang kaum muslimin saat ini memiliki bilangan jumlah yang teramat besar, tetapi mereka ibarat macan kehilangan taringnya, ibarat sleeping giants, ibarat buih yang mengapung dan terombang-ambing di lautan. Dan para penguasanya duduk di atas buih-buih tadi dan diam dalam kelezatan dunia, mereka membiarkan saja kekejaman yang dilakukan Yahudi atas sesama saudara seaqidah mereka di Palestina, walaupun itu dilakukan di depan hidung mereka. Malah mereka menjerumuskan diri, rakyat, serta negeri mereka di bawah telapak kaki bangsa Yahudi. Ayat Al Qur’an di atas juga menjanjikan bahwa yang akan mengalahkan bangsa Yahudi (berdasarkan relevansi tadi) adalah ‘ibadan lanaa’ yang memiliki sifat-sifat mulia. Sekarang, apakah kaum muslimin saat ini beserta para penguasanya telah memiliki sifat-sifat sebagaimana yang digambarkan dalam Al Qur’an? Anda semua bisa menjawabnya. Kenyataannya saat ini, sebagian besar umat hanyut dalam pesta pora. Gaya hidup pria-wanitanya yang nista. Apakah dari perempuan-perempuan liar seperti itu akan lahir generasi mujtahid dan mujahid yang kemudian akan menegakkan Islam? Ketahuilah wahai saudaraku, bahwasanya kaum muslimin yang memiliki sifat-sifat mulia-lah yang akan mengalahkan bangsa Yahudi, dan mereka akan memperoleh kemenangan di bawah kekuasaan, kekuatan, dan naungan Daulah Islamiyyah (Khilafatan Raasyidatan alaa min haajin Nubuwah) yaitu Khilafah yang menerapkan Syari’at Islam secara keseluruhan. Hanya Daulah Islam yang menerapkan Syari’at Islam secara totalitas inilah, tentunya dengan izin Allah SWT, yang akan menghancurkan eksistensi bangsa Yahudi. Pada akhir surat Al Israa’ terdapat ayat yang berhubungan dengan janji Allah ini: Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil: ‘Diamlah kamu di negeri ini’. Maka apabila telah datang janji terakhir, niscaya Kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur.” (QS. Al Israa’ 104). Lafadz ‘wa’dul akhirah’ yaitu ‘janji terakhir’ mengacu pada janji Allah tentang musnahnya bangsa Yahudi pada kehancurannya yang kedua pada ayat ke-7 surat yang sama. Lafadz ‘faa’ di akhir ayat di atas (QS. 17:104) berarti berkelompok-kelompok dan bercampur-baur. Ini melukiskan realita saat ini, tatkala imigran-imigran Yahudi dari segala penjuru dunia memasuki wilayah Palestina (terutama imigran Yahudi dari Rusia). Kejadian demi kejadian berlalu, semakin hari semakin menambah dan mempertebal keyakinan kita akan datangnya kemenangan itu. Namun untuk mempercepat apa yang telah dijanjikan Allah SWT kepada kaum muslimin, maka hendaknya kita berhenti sejenak untuk berintrospeksi diri dengan tingkah polah kita, untuk merenungkan sejauh mana kita sebagai kaum muslimin telah berusaha mendekat menuju gambaran sifat-sifat ‘ibadan lanaa’. Lebih penting dari itu adalah sejauh mana kepedulian kita untuk membangkitkan umat ini dan sekaligus merubahnya menjadi suatu kekuatan yang maha dahsyat? Inilah salah satu syarat untuk mewujudkan kemenangan yang pasti diraih kaum muslimin. Kiranya sabda Rasulullah SAW perlu kita renungkan: Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi. Kemudian mereka akan diperangi oleh kaum muslimin sehingga batu dan pohon sampai berkata: ‘Hai kaum muslimin, wahai hamba Allah, inilah seorang Yahudi tersembunyi di belakangku, datangilah dan bunuhlah”. (Seluruh alam akan berkata begitu), kecuali pohon Al Gharghad. Sebab, sesungguhnya ia (pohon itu) tergolong pohon (simpatisan) kaum Yahudi” (HR. Bukhari & Muslim). Kini, saat umat Islam menghadapi berbagai krisis yang menentukan hidup dan matinya, sedang mengalami ujian yang tiada tolok bandingnya. Membanjirnya musuh-musuh Islam yang menghanyutkan sendi-sendi Syari’at dan masyarakat Islam, yang menyisakan kotoran dan lumpur kesesatan dan kemunafikan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat dan hukum pemerintahan, dan mengibarkan berbagai bendera kekafiran, serta berdirinya berbagai bentuk negara. Musuh-musuh Islam itu ada yang menyamar menjadi kaum muslimin dan menyerang dari dalam dan menggerogoti umat dengan merusak sendi-sendi syari’at yang telah qath’i nashnya. Para penguasanya hanya diam, buta dan tuli terhadap kejahatan dan kesewenangan yang berada di hadapan mereka. Sedang umat telah tenggelam di majelis-majelis para Darwisy, berdo’a dan asyik memohon kepada Allah SWT agar banjir kesesatan dan kekafiran yang melanda umat segera berlalu. Setelah sekian lama umat hanyut diombang-ambing dalam ketidakpastian, sekaranglah saatnya untuk membangun kembali puing-puing yang telah hancur dilanda air bah, menyusun kekuatan, merapikan barisan, memperindah bangunan peradaban Islam dengan sifat-sifat mulia, berdo’a, dan bertawakkal. Hanya dengan jalan itu, pastilah kemenangan itu akan dengan cepat dan mudah diraih, insyaAllah. Tinggallah sekarang, apakah umat ini mau melakukan pilihan yang justru akan menentukan hidup mati mereka? Juga, apakah umat saat ini mau membangun dan merancang kembali bangunan Islam yang dulu pernah tegak? Atau, malah umat akan turut hanyut bersama air bah kesesatan dan kekafiran? Mahabenar Allah SWT dengan segala firmanNya: Maka bersabarlah kamu. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, dan janganlah sekali-kali orang yang tidak meyakini ayat-ayat Allah itu berhasil menakut-nakuti kamu.” (QS. Ar Ruum 60)

Kamis, 01 Agustus 2013

Bila hati saling terpaut rasa cinta terjalin indah, Bila salah & Khilaf telah terjadi maka : , Minal Aidin Wal faizin. Mohon Maaf Lahir & Batin.. Ya Allah Perkayalah Saudaraku ini dengan keilmuan, Hiasi hatinya dengan kesabaran, Muliakan wajahnya dengan ketaqwaan, Perindalah fisiknya dengan kesehatan, Serta terimalah amal ibadahnya dengan kelipatgandaan, Karena hanya Engkau Dzat penguasa sekalian alam,...amin..

Selasa, 30 Juli 2013

Malam 100 bulan

RUMUS _ RUMUS LAILATUL QADAR MENURUT IMAM SYAFIE.. # Imam Hassan al-Basri berkata tanda lailatul qadar ialah suasana malamnya tenang, damai, tenteram dan tidak panas dan tidak terlalu dingin. # Air laut juga kelihatan jernih, anjing tidak banyak menyalak dan matahari terbit pada keesokan paginya dengan sinar putih bersih dan cahaya yang redup. # Dalam Shahih Muslim dinyatakan bahawa pada malam lailatulqadar seramai 70,000 malaikat turun dari Sidratul Muntaha ke bumi. # Malaikat membawa rahmat Allah memasuki rumah serta memberi salam kepada orang Islam kecuali rumah yang mempunyai anjing, khinzir, arak dan patung. # Malaikat akan naik semula ke langit secara serentak dengan sayap puluhan ribu malaikat itu melindungi pancaran panas matahari menyebabkan suasana di bumi dingin dan tenang. # Sesiapa yang menyedari tanda itu, mereka hendaklah meningkatkan amalan dan berdoa sepanjang hari sebagaimana ketekunan ibadahnya di malam hari. # Lailatulqadar ialah malam yang penuh rahsia. Hanya Allah mengetahui bila ia terjadi. Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasalam sangat mengalakkan umatnya mencari peluang beriktikaf di malam lailatulqadar. Saidatina Aisyah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasalam bersabda: "Carilah malam lailatulqadar pada bilangan ganjil dalam tempoh sepuluh hari terakhir bulan Ramadan." (Hadis riwayat Bukhari, Muslim, At-Tarmizi dan Ibnu Majah). # Mengikut Anas daripada Nabi Sollallahu Alaihi Wasalam menyatakan bahawa "Allah menganugerahkan kepada umatku (Muhammad) lailatulqadar dan tidak diberikan kepada umat sebelumnya." # Gandakan ibada t pada malam ganjil bermula sepuluh malam terakhir pada bulan Ramadan terutamanya pada malam ganjil iaitu 21, 23, 25, 27 dan 29. # Doa yang amat dianjurkan dibaca pada malam lailatulqadar selepas membaca tasyahhud adalah sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ali bin Abu Talib. "Sesungguhnya Rasulullah Sollallahu Alaihi Wasalam membaca pada solat witirnya (selepas tahiyat): ~"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung dengan keredhaan-Mu daripada segala kemurkaan-Mu. Aku berlindung dengan kemaafan-Mu daripada segala balasan yang bakal ditimpakan. Aku juga berlindung dengan Zat-Mu yang tidak terhitung nikmat dan belas kasihan yang Engkau berikan, kami hanya mampu berusaha memuji-Mu seperti mana pujian yang layak bagi Zat-Mu"~ (Hadis shahih riwayat al-Tirmizi,al-Nasaai, Abu Daud, Ahmad) . # Umat Islam dianjurkan berdoa sebagaimana dikhabarkan daripada Aishah: "Ya Rasulullah, apa pendapatmu apabila aku mendapati salah satu malam daripada lailatulqadar apakah yang sepatutnya aku ucapkan?" Baginda menjawab : "Katakanlah : "Allahumma innaka'afuwun tuhibbu al-afwa fa'fu'anni " (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Lagi Maha Mengasihi untuk mengampun, maka ampunilah aku). Hadis riwayat Imam Ibnu Majah. # Petua mencari Malam Lailatul Qadar (Petikan daripada Kitab Jauhar Al-Mauhub -Muka Surat 66 & 67 ) Assalammu'alaikum wb Dan adalah malam Lailatul Qadar itu pada Imam Syafie Radiyallahu’anhu tersimpan ia di dalam sepuluh malam yang akhir daripada bulan Ramadan tetapi pada malam “gasal” (ganjil) itu terlebih harap akan dia dan terlebih diharap daripada segala malam yang “gasal” (ganjil) itu malam yang dua puluh satu dan malam yang dua puluh tiga. Dan yang “rajihnya” bahawasanya malam Lailatul Qadar itu melazimi ia akan malam yang tertentu maka tiada terpindah ia daripada seperti barang yang diriwayatkan daripada Abas bahawasanya malam Lailatul Qadar itu malam yang dua puluh tujuh kerana diambil daripada firman Allah ta’ala “Inna annzalnahu filailatul qdr” hingga “Salam mun hi ya” … maka bahawasanya kalimah “ hi ya’ itu dua puluh tujuh daripada segala kalimah surah ini dan iaitu kinayah daripada malam lailatul qadar dan atas perkataan inilah diamalkan pada segala masa, segala negeri dan iaitu mazhab kebbanyakan Ahli al-‘Ilmi. Dan kata qil; “Bahawasanya malam lailatul qadar itu terpindah ia tiada tetap ia pada malam yang tertentu maka terkadang ia pada dua puluh satu dan terkadang ada ia pada malam dua puluh lima demikianlah dan atas perkataan ini menjalani dua ahli Sufi dan menyata mereka itu akan “dhabit” dan kaedah bagi yang demikian itu dan iaitu; Dan telah memilih Imam Nawawi didalam Majmu’ dan Fatawa akan qaul dengan berpindah dan katanya di dalam Raudah dan iaitu yang kuat. (Bajuri) Dan tersebut di dalam Hasyiyah Fathul Wahab, maka jika adalah awal puasa pada hari ; 1. Jum'at / Selasa maka Lailatul Qadar pada 27 Ramadhan 2. Sabtu maka Lailatul Qadar pada 23 Ramadhan 3. MInggu / RABU maka Lailatul Qadar pada 29 Ramadhan 4. Senin maka lailatul qadar pada 21 Ramadhan 5. Kamis maka Lailatul Qadar pada 25 Ramadhan

Sabtu, 20 Juli 2013

Teori Baru Keberadaan Atlantis


Banyak yang percaya bahwa dahulu kala ada kerajaan maritim yang luas yang terletak di salah satu samudera terluas di dunia. Pengaruhnya demikian besar, sehingga sisa kebudayaan dan warisannya bisa ditemukan diseluruh dunia hingga saat ini. Tafsiran arkeologis menyebutkan bahwa kerajaan maritim yang disebut Atlantis itu terletak di laut Mediterania Barat, ada pula yang berbeda pendapat dengan menyebut pusatnya di Costa Rika dan Antartika. Namun bagi orang yang skpetic, atlantis hanya ada di pikiran penulis dan pemikir kreatif, menurut mereka kerajaan itu hanyalah imajinasi belaka. Apakah Atlantis hanyalah sebuah Mitos? ataukah seperti kota kuno Troy yang saat ini telah ditemukan setelah berabad-abad hanya dianggap sebagai Kerajaan khayalan dari Filsuf Hommer? Mengenai atlantis , Namun, yang membuat saya ingin kembali mengangkat topik atlantis dikarenakan ada seorang pria yang yakin mempunyai jawaban akan segala hal yang masih menjadi teka-teki mengenai kebudayaan besar masa silam ini, dan ia yakin mengetahui dimana letak sebenarnya dari wilayah kerajaan tersebut. Atlantis merupakan kota hilang yang paling terkenal dan paling dicari sepanjang sejarah. Kepopulerannya bahkan melebihi kota-kota hilang yang lainnya seperti Sodom dan Gomora yang juga sampai saat ini masih dicari sisa-sisa reruntuhannya. Tak dipungkiri lagi, selama 3 millenium manusia terpesona terhadap cerita Atlantis. Pada abad 4 SM, Filsuf Yunani Plato yang dianggap pemikir paling hebat pada masanya, menulis sejarah benua hilang yang legendaris ini. Namun sayang, asal-usul pasti legenda Atlantis boleh dikatakan tidak jelas. Menurut suatu kisah, cerita mengenai Atlantis diceritakan ke Plato oleh Sokrates dan seorang penyair bernama Solon yang mendengar tentang budaya hilang itu dari seorang pendeta Mesir. Di dalam Timeus dan Critias, Plato menuliskan kedua dialog yang ia curahkan tentang Atlantis dengan gambaran yang detil dan komprehensif. Kata-katanya yang fasih berfungsi sebagai peta yang digunakan sebagai petunjuk oleh para penjelajah tangguh yang bertekad mencari sisa-sisa kerajaan ini. Berikut cuplikan terjemahan catatan Plato mengenai Atlantis dalam Timeus dan Critias: "Pulau Atlantis ada di laut. Berhadapan dengan pilar Herkules. Dan wilayahnya lebih besar dari Libya dan Asia yang disatukan. Di tengah bagian terpanjangnya, disebelah laut ada daratan persegi panjang luas. Dikelilingi oleh pegunungan, dan lebih tinggi dari permukaan laut. Mengandung gunung berapi, dan sering terkena gempa dan banjir. Gunungnya menganung emas, perak, tembaga, dan timah. Dan gabungan alami dari emas dan tembaga yang disebut orichalcum. Daratan itu memiliki sistem kanal yang besar dan kecil, juga mata air dingin dan panas alami. Tanahnya subur dan hasil panennya melimpah. Di dataran itu ada ibukota yang dikelilingi oleh bidang konsentris. Kota itu diliputi tembok batu merah, putih, dan hitam." Dari cuplikan catatan Plato mengenai Atlantis diatas, digambarkan bahwa kerajaan besar itu sebagai sebuah pulau yang besar, terletak diluar Selat Gibraltar yang disebut orang Yunani sebagai Pilar Herkules. Sebuah pulau yang lebih besar dari Libya dan Asia bila disatukan. Pada abad 4 SM masih belum diketahui bagaimana tatanan dunia. Karenanya sulit bagi kita untuk mengerti dengan pasti apa yang dimaksudkan Plato dengan Asia dan Libya bila disatukan. Sekarang, bisa dikatakan Libya yang dimaksud mungkin sama dengan bagian Afrika Utara. Sedangkan Asia mungkin bisa diwakilkan dengan wilayah Turki dan Timur Tengah. Dari Sudut pandang Plato di Yunani, Atlantis terletak di laut Atlantik, akibatnya mayoritas pencarian benua hilang tersebut di fokuskan di dasar laut. Jim Allen, ahli peta dan bekas penerjemah intelejen udara AU Inggris memiliki sebuah perspektif baru dalam memeriksa ulang tulisan Plato. Ia menemukan yang ia yakini sebagai inti geografis legenda Plato. Menurutnya, tak ada benua hilang yang terletak diantara sisi seberang laut Gibraltar, maka ia berpendapat mungkin wilayah Atlantis berada di Amerika Selatan. Dengan menggabungkan citra satelit dengan pengetahuan praktis ilmu ukur kuno, Allen yakin ia berhasil membenarkan hampir semua gambaran Atlantis Plato. Ia yakin peradaban hilang tersebut kini telah muncul kedaratan, sangat berbeda dengan yang diyakini banyak orang bahwa reruntuhannya masih terkubur didasar laut. Altiplano, begitulah yang ditunjuk Allen sebagai wilayah yang ia yakini sebagai Atlantis. Ada sesuatu yang sangat menarik dari wilayah Altiplano yang berhasil diamati oleh Allen dengan foto Satelit yang ia dapatkan, yaitu apa yang tampak sebagai sisa-sisa kanal luas. Kanal luas gambaran Allen membagi dua daratan Altiplano dalam gambar satelit. Pada titik terlebarnya, hampir 600 kaki dari 1 sisi ke sisi lainnya, hampir persis dengan gambaran Plato. Plato mengatakan Atlantis sebagai sebuah benua, dalam arti benua disamping lautan (lihat image disamping yang ditandai anak panah). Ada dataran persegi panjang, letaknya diatas permukaan laut. Altiplano merupakan sebuah wilayah luas di Amerika Selatan dan langsung berbatasan dengan Laut Pasifik. Wilayah ini memiliki lebar lebih dari 102 mil dan panjangnya hampir 300 mil, ini menjadikan Altiplano sebagai dataran persegi panjang terbesar di dunia. Sangat cocok dengan penggambaran Atlantis Plato. Kembali ke Timeus dan Critias, Plato mencatat ukuran dataran Atlantis dalam stade. Stade merupakan satuan pengukuran yang sering digunakan oleh ahli matematika Yunani. 1 stade sama dengan 600 kaki. Namun di Amerika Selatan, satu stade hanya 300 kaki, setengah dari satu stade dalam pengukuran Yunani Kuno. Setelah ukuran dataran Plato dikonversi didapatkan ukuran 113 x 171 mil. Satu-satunya daerah di Benua Amerika yang dapat memuat dataran sebesar ini adalah Altiplano. Ya, Altiplano memiliki hampir semua kriteria yang digambarkan Plato mengenai Atlantis. Suatu wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan yang mengandung emas, perak, tembaga, dan timah. Seluruh daerahnya terletak di patahan yang sering mengakibatkan gempa bumi. Altiplano memiliki gambaran yang sempurna mengenai legenda Atlantis.
Bekas-bekas Kanal di Wilayah Altiplano Tetapi beberapa ahli tidak setuju dengan Jim Allen dalam keyakinan bahwa Atlantis berada di Amerika Selatan. Mark Aldenderfer, Profesor Antropology dari UC Santa Barbara mengatakan bahwa Altiplano adalah lingkungan yang keras selama 10-15 juta tahun terakhir. Tidak ada hubungan apapun tentang populasi pertanian yang maju seperti yang digambarkan Plato untuk keberadaan Atlantis di wilayah Altiplano. Daerah Altiplano Bolivia sampai saat ini adalah daerah yang kaya akan mineral. Logam campuran yang disebut sebagai orichalcum yang digambarkan sendiri oleh Plato di bukunya juga dapat ditemukan disini. Dalam dialognya tentang Atlantis, Plato menulis bahwa nilai Orichalcum hanya setingkat dibawah emas. Orichalcum sangat membangkitkan minat karena hanya ditemukan di Altiplano, Andes. Lalu nama Atlantis itu sendiri yang semakin memperdalam misteri. Plato memberi nama pulau mitologinya sebagai Atlantis mungkin karena dihubungkan dengan raksasa Atlas yang menopang langit. Tapi ada juga teori lain yang menguatkan pendapat Allen. Kata "Atl" berasal dari bahasa Aztec yang berarti air, sedangkan "Antis" memiliki arti tembaga dalam bahasa Inca. Semua kata yang menyusunnya terdiri dari 2 kata dari bahasa dua peradaban kuno terbesar di Amerika Latin selain peradaban Maya kuno, yaitu peradaban Aztec dan Inca. Saat ini, Allen memfokuskan hanya untuk menemukan ibukota Atlantis. Pencariannya membawanya ke Pampa Aullagas, gunung berapi yang tidak aktif yang dikelilingi lautan pasir dan bebatuan. Allen yakin bahwa di sini ibukota Atlantis berada sebelum tenggelam kedalam lautan luas. Lautan yang kini telah surut dan menjadi anak sungai sempit dan kumpulan air yang lebih kecil. Kini, daerah ini hanya meninggalkan sisa-sisa dasar laut yang kering dan gersang. Pampa Aullagas, Altiplano, Bolivia Sistem Posisi Global Genggam (GPS) yang dibawa Allen, bekerjasama dengan 12 satelit orbit. Melalui proses triangulasi, sistem itu memberikan info dalam bujur dan lintang di lokasi manapun di seluruh dunia. Ini memungkinkan Allen untuk menentukan posisi pasti pusat ibukota Atlantis di Altiplano. Menurut Plato, kota itu dikelilingi oleh dinding yang mengitari sehingga berbentuk lingkaran penuh dengan jarak 50 stade dari cincin kota. Dan Allen menemukan reruntuhan dinding di tempat itu. Reruntuhan dinding dengan lebar sekitar 1200 kaki yang sangat cukup untuk menopang semua bangunan seperti yang digambarkan Plato. Cincin konsentris juga memungkinkan penduduk untuk mereklamasi daratan dari dasar danau dan menciptakan bentuk suatu pulau. Allen mengecek ulang info GPS dengan Peta Navigasi Taktis Altiplano. Dengan merubah stade menjadi meter, ia menentukan posisi secara manual. Angkanya cocok dan bagi Allen, tampaknya dinding itu ada di tempat seharusnya. Walau ia telah temukan daerah yang sangat mirip dengan kerajaan Plato, beberapa pakar menganggap kesimpulannya terlalu dini. Tanpa menghiraukan lawannya, Allen merasa daerah Altiplano penuh bukti yang ditulis Plato tentang dataran tinggi ini. Percaya deh. Referensi: *Jim Allen :(DC) Atlantis in the Andes | Atlantis: Lost Kingdom of the Andes

type: 110 / 210